Salah satu teknologi unggulan dari Chevrolet Captiva Diesel AWD adalah transmisi All Wheel Drive (AWD) yang canggih. Seperti yang sudah di jelaskan pada tulisan sebelumnya yang membahas macam-macam sistem penggerak AWD, pada Captiva Diesel AWD ini sudah mengaplikasikan Active On Demand AWD.

“Active On Demand AWD bekerja dengan berbagai macam fitur elektronik yang secara real time akan terus mentrasfer dan menyesuaikan kebutuhan torsi di masing-masing roda,” beber Suwadji Wirjono, Aftersales Director PT GM Auto World Indonesia (GMAWI), ATPM merek Chevrolet di Indonesia.
![]() |
Sesuai konsep awal, sistem AWD lebih difungsikan sebagai fitur safety. Penggerak empat rodanya ini mampu bekerja secara terintregrasi dengan perangkat pengereman seperti ABS, ESP dan TCS.
Perangkat pintar yang mengatur putaran roda belakang ini terdapat pada perangkat Rear Drive Module (RDM). Karena sejatinya Captiva diesel ini berpenggerak roda depan (FWD) maka RDM dihubungkan dengan propeller shaft menuju transfer case agar bisa ikut diputar oleh gear box.
Sedang RDM sendiri terdiri dari tiga komponen utama yaitu, Coupling Control Module (CCM), Clucth Coupling Assembly (yang dibungkus housing aluminium) dan Rear Differential. Lalu bagaimana semua komponen ini bisa bekerja bersamaan dan mengatur transfer tenaga di masing-masing roda?
Sistem ini akan bekerja saat ban depan terjadi selip. Selama tidak ada perbedaan kecepatan antara as depan dan belakang, maka tidak akan terjadi pengalihan tenaga/torque.
Jika terjadi selip as depan dan belakang, maka berbagai macam sensor di Engine Control Module (ECM), Body Control Module (BCM) dan Electronic Brake Control Module (EBCM) akan memberikan perintah kepada Coupling Control Module (CCM) yang terdapat pada Rear Drive Module (RDM).
Yang kemudian dari input data tersebut Coupling Control Module (CCM) akan mengambil keputusan dan dikirim ke Clutch Coupling Assembly untuk mengaktifkan magnet dan meneruskan torque ke as belakang. Torsi yang dialirkan berkisar dari 0 sampai 2530 Nm, tergantung kepada kondisi jalan misalnya aspal, pasir, atau bahkan salju.
“Distribusi torsi ini dikontrol secara terus menerus. Pembagiannya pun variatif dari ratio 100/0 sampai 50/50, secara real time tergantung kepada status pengendalian dan kondisi jalan raya,” terang pria yang berkantor di Bekasi ini.
![]() Active coupling bekerja menggerakan secondary axle atas perintah CCM |
Terintegrasi dengan ESP
![]() Ampuh mencegah under atau over steering |
Sistem elektronik AWD pada Captiva Diesel AWD ini terintegrasi dengan Electronic Stability Program (ESP). Dengan program ini diyakini mampu mengurangi bahkan menghilangkan gejala rolling (terbalik), pitching (terlempar), yawing (oleng), maupun over dan under steering.
Dalam sistem ESP ini data-data dari sensor kecepatan roda, sudut kemudi, sensor pengereman gejala selip roda hingga semua sensor traksi yang digunakan di AWD tadi dibaca untuk memberikan input kepada fitur pengereman seperti ABS, ESP dan TCS, serta fitur pembagian traksi AWD dan lain sebagainya.
Yang kesemua fitur tadi bekerja di bawah sistem ESP menciptakan komposisi pengereman, pembagian torsi di roda serta kemudahan pengendalian yang sesuai dengan kondisi ideal dan sesuai dengan keinginan pengendara. Yang pastinya membuat mobil lebih mudah dikendalikan dan lebih aman bagi pengemudi serta penumpangnya.
AWD Tak Selalu Lebih Boros
Banyak yang beranggapan AWD boros bahan bakar, justru pada active on demand AWD konsumsi bahan bakarnya tidak jauh berbeda dengan versi Front Wheel Drive (FWD). “Karena penggerak empat rodanya baru akan bergerak sesuai kebutuhan. Bila tidak dibutuhkan hanya roda depan yang akan bergerak dan ini tidak membuat boros bahan bakar,” yakin Suwadji.
OTOMOTIFNET.com pun sudah membuktikannya. Lewat pengetesan yang beritanya bisa dilihat di kanal OTOTEST. Dengan kecepatan konstan sekitar 100 km/jam di jalanan aspal, Captiva Diesel AWD ini mampu menempuh jarak 12,04 km untuk satu liter solarnya.
Sumber :
http://otomotifnet.com/read/xml2009/05/15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar