Rabu, 03 Juni 2009

Mengenal Ragam All Wheel Drive



Tak hanya untuk offroad tapi juga untuk safety

Di jalanan, kita sering kali menemui mobil-mobil berpenggerak empat roda (4 wheel drive). Sesuai peruntukaanya mobil jenis ini awalnya didesain untuk medan-medan berat, dengan traksi yang cukup baik dari ke empat rodanya diharapkan mobil bisa dengan mudah melalui medan off road.

Sesuai perkembangan teknologi, mobil penggerak empat roda makin banyak ragam fiturnya dan peruntukannya pun tidak sekedar untuk mobil-mobil off road tapi juga untuk safety mobil-mobil on road. Dipandu oleh Suwadji Wirjono, Aftersales Director PT GM Auto World Indonesia (GMAWI), ATPM merek Chevrolet di Indonesia, kita akan mencoba melihat perkembangan teknologi penggerak empat roda.

Part Time 4x4
Di mulai dari yang paling paling populer di Indonesia, yaitu part time 4x4. “Sesuai namanya, pada sistem ini ke empat rodanya tidak selalu berputar. Ada pilihan 2H - 4H – 4L yang diatur dengan memindahkan tuas (mekanis) dan Switch (elektronik) saat dibutuhkan,” ungkap Suwadji.

Setiap pilihan gerak, dikontrol oleh seperangkat roda gigi di dalam transfer case. Transfer case berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda depan bila mobilnya memiliki spesifikasi rear wheel drive (RWD).

Kelemahan sistem ini adalah kecepatannya yang terbatas karena sistem low-range gear menyebabkan kendaraan berjalan lambat. Tapi mobil dengan sistem ini mampu mengatasi rintangan yang cukup berat. Tebing terjal sekalipun bisa dengan mudah dilalui.

AWD
Lalu sesuai perkembangan teknologi, sistem penggerak empat roda tidak hanya di pakai untuk mobil-mobil offroad, tapi juga digunakan untuk safety mobil-mobil on road. Konsep ini mulai di gunakan pada mobil-mobil All Wheel Drive (AWD).

“Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas berkendara & memudahkan pengendalian,” terang pria ramah ini sambil menjelaskan ada dua macam sistem AWD. Yaitu, Full Time AWD dan On Demand AWD. Dan pada On Demand AWD di bagi menjadi dua lagi, active type dan passive type.


Pada full time AWD pembagian torsinya rata tiap roda

Full Time AWD
Pada Full time AWD Semua rodanya akan selalu bergerak semua dan bekerja pada posisi 4H saja. Distribusi torque/tenaga dengan ratio tetap ke roda depan ataupun belakang. “Umumnya pembagiannya rata 25% di tiap roda,” jelasnya lagi. Namun pada sistem ini Center Differential & Center LSD harus ada untuk mengurangi selip.

Central differential akan otomatis mengunci untuk memberikan traksi yang kuat. Pada saat belok, center differential juga akan mengatur roda depan dan belakang berputar secara independen. Sehingga mobil lebih mudah dikendalikan dan selalu mendapakan traksi yang baik dalam kondisi apapun.


AWD on demand torsi disesuaikan kebutuhan traksi

On Demand AWD
“Sesuai namanya, semua roda akan berputar hanya ketika dibutuhkan,” ungkap pria yang sudah sejak 1994 bergabung di Chevrolet ini. Ketika kehilangan traksi maka ke empat roda akan bergerak dengan sendirinya. Bedanya kalau passive on demand, ke empat roda akan berputar setelah terjadi selip atau kehilangan traksi di salah satu roda.

Sedang pada active on demand ke empat roda akan langsung bergerak begitu terjadi selip atau kehilangan traksi. “Pada active on demand responnya lebih cepat dan bekerja real time dari passive on demand karena sistemnya bekerja dengan perangkat electronic yang memungkinkan lebih cepat dari pada perangkat mekanis,” jelas Suwadji.

Passive on demand lebih lambat karena harus melalui banyak proses mekanis. Kopling yang digunakan untuk mentransfer torsi ke secondary axle (poros roda yang sebelumnya tidak bergerak) masih digerakan secara mekanis. Ada yang menggunakan viscous type atau hydraulic pump type.

Kelemahan dari passive on demand adalah adanya jeda waktu saat memindahkan posisi dari 4WD ke 2WD dan perangkat ini tidak dapat berhubungan dengan ABS/TCS/ESP secara teritegrasi.

Sedang pada active on demand semuanya di kerjakan secara elektronik. Kopling dikendalikan secara elektronik berdasarkan input dari berbagai macam sensor-sensor. Sistem elektronik ini juga terus mengoreksi pembagian torsi di keempat roda sesuai perubahan yang diterima sensor-sensor tadi.


Dilengkapi active coupling
“Makanya disebut dengan active on demand, karena secara real time akan terus menyesuaikan dengan kebutuhan torsi di masing-masing roda,” terangnya.

Sistem ini digunakan bukan hanya di jip atau SUV tapi di sedan-sedan mewah karena kebutuhan traksi di masing-masing roda dapat terpenuhi dengan sempurna yang akhirnya memudahkan handling.

Selain itu perangkat elektronik ini juga terintegrasi dengan berbagai perangkat pengereman seperti ABS/TCS/ESP. Pastinya selain memudahkan handling juga lebih safety karena kebutuhan traksi dan kekuatan pengereman bisa diperoleh secara ideal dalam kondisi jalan seperti apapun.

sumber:
http://otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=otonews/Content/0/0/1/7/4908

Tidak ada komentar:

Profil Facebook Edy Setya Mardiyanto