Meski menggunakan kata ‘minyak’ namun perlu diingat, minyak rem sangat berbeda proses pembuatannya dengan minyak bumi ataupun pelumas.
Terdapat dua macam minyak rem yang umum digunakan oleh dunia otomotif yakni mengandung Polyalkylene Glycol Ether dan Silikon atau Polymer berbasis Silicium. Tetapi minyak rem yang berbahan dasar Polyalklene Glycol Ether lebih popular termasuk dalam dunia racing. Bahan kimia sebagai bahan dasar minyak rem ini serupa dengan bahan anti beku pada radiator coolant (ethylene glicol). Bahan dasar ini termasuk bahan beracun dan perlu seratus tahun bagi alam untuk menguraikannya.
Selain itu minyak rem diklasifikasikan dalam empat kategori: yakni DOT3, DOT4, DOT5.1 dan DOT5. Untuk informasi, DOT merupakan singkatan dari Departement Of Transportation (USA) yang menentukan tingkat spesifikasi minyak rem, semakin tinggi angka yang mengikuti kata DOT berarti pula semakin tinggi titik didihnya.
(AFd, ArisFH)
Boks
DOT5
Minyak rem berspesifikasi DOT5 berbahan dasar silikon. Minyak rem ini umumnya digunakan pada kendaraan militer, seperti pada kendaraan tempur angkatan bersenjata Amerika Serikat. Alasannya silikon tak merusak cat permukaan luar kendaraan, hal yang penting dalam penyamaran. DOT5 pun biasanya digunakan oleh show car, ataupun kendaraan yang akan lebih banyak disimpan di garasi, seperti kendaraan klasik.
DOT5 mampu dapat bekerja pada tekanan relatif tinggi namun tidak mempunyai daya lumas yang baik (gesekannya terlalu besar). Karena gesekan antara minyak rem dan salurannya maka membuat pengendara mesti menekan pedal rem lebih kuat agar sistem rem bekerja. Kondisi seperti ini biasa diistilahkan sebagai ‘rem keras’ atau ‘bagel’.
Silikon adalah cairan yang tidak menyerap air (non-hydroscopic), sehingga sifat dan kemampuan silikon stabil pada suhu tinggi. Air pada sistem rem akan membuat titik didih menurun, otomatis berpengaruh pada penurunan kemampuan sistem rem. Seperti diketahui, air akan mendidih pada 100 derajat Celcius, uap air yang timbul karena pemanasan sistem akan membuat vapor lock (resistansi) pada saluran rem. Akibatnya, rem menjadi ‘blong’.
Boks
DOT3, DOT4, dan DOT5.1
Minyak rem berspesifikasi DOT3,4 dan 5.1 mengandung Polyglycol ethers yang hydroscopic, artinya mempunyai sifat menyerap air. Bila dicampur/tercampur air, minyak rem tersebut tetap berwujud sama sekalipun sifatnya sudah berubah. Polyglycol hanya berkemampuan setengah silikon dalam menerima tekanan. Hal ini membuat pedal rem terasa tak ‘sekeras’ sistem rem yang menggunakan DOT5.
Untuk mobil racing, dry boiling point menjadi penting. Karena sifat ketiganya yang hydroscopic yang bisa menyebabkan vapor lock, maka untuk itulah para pembalap biasa mengganti minyak rem sebelum iven, tak lain agar performa minyak rem primaa. Sebab saat balap, sistem rem bekerja keras, tak jarang cakram rem sering terlihat merah membara. Meski air akan membuat titik didih minyak rem menurun, namun hal tersebut tidak menjadi isu penting dalam kendaraan harian. Karena setelah pemakaian beberapa bulan, performa minyak rem kemungkinan hanya mendekati titik didih ‘wet’ saja. Tetapi perlu diperhatikan adalah kelembaban udara sebab termasuk faktor yang mempercepat penurunan performa.
Boks
Titik Didih
Umumnya pada kemasan minyak rem akan dicantumkan Wet dan Dry Boiling Point. Istilah boiling point atau titik didih menunjukkan suhu di mana cairan mendidih. Pada kondisi ini minyak rem akan mulai menguap sesuai dengan titik didihnya. Wet boiling point adalah titik didih minyak rem yang mengandung air sebanyak 3 % volume. Sedangkan dry boiling point adalah titik didih minyak rem tanpa baru atau belum terkontaminasi air.
Boks
Penggantian Minyak Rem
Minyak rem perlu diganti karena dua alasan, demi perawatan dan performa. Perawatan, mengganti minyak rem lama otomatis akan membuang air dan kotoran dari sistem rem. Minyak rem lama harus dibilas sebab air yang diserapnya bisa menyebabkan karat pada kaliper dan piston rem. Maka gantilah minyak rem secara menyeluruh, setidaknya setiap 50.000 km.
Performa, memakai minyak rem baru tentu membuat sistem rem kembali bekerja optimal sehingga aman untuk pengereman berat. Air atau uap air dapat ditemukan hampir pada semua sistem rem. Uap air memasuki sistem melalui banyak jalan. Umumnya uap air masuk ke minyak rem yang kemasannya terbuka. Perlu diingat minyak rem mampu menyerap uap air dari lingkungan karena kelembaban di wilayah tropis mencapai lebih dari 60 %. Untuk itu kemasan minyak rem sebaik ditutup dengan kuat, atau disil, jika akan disimpan untuk waktu yang lama.
Gunakan minyak rem dalam kemasan yang lebih kecil untuk penambahan.
Ketika mengganti atau bleeding minyak rem, segera tutup kembali tabung silinder master rem. Air dapat pula terbentuk dalam saluran dan kaliper akibat kondensasi. Air hasil kondensasi ini menyebabkan sistem rem jadi lebih keras ataupun memungkinkan untuk terjadinya karat.
Difusi adalah jalan lain uap air memasuki sistem, akibat selang karet yang menggetas menimbulkan pori-pori mikroskopik. Penggunaan selang yang terbuat dari bahan EPDM (Ethlene-Propylene-Diene-Materials) dapat mengurangi difusi. Atau penggunaan selang teflon yang dibungkus anyaman kawat termasuk salah satu cara mengurangi difusi.
Pada kondisi darurat, pencampuran minyak rem bermerek beda namun berspesifikasi sama, dapat dilakukan. Namun, sebaiknya harus segera diganti karena pada dasarnya kita tidak mengetahui secara spesifik bahan dari masing-masing merek tersebut. Jangan pernah mencampur minyak rem berbahan dasar glikol (DOT3, 4, 5.1) dengan minyak rem berbahan dasar silikon (DOT5) karena tidak akan pernah bisa bercampur. Baca buku pedoman penggunaan kendaraan Anda secara seksama tentang pemakaian/penggantian minyak rem.
Boks
Titik didih minimum minyak rem yang disyaratkan
DOT 3 DOT 4 DOT 5 DOT 5.1
Dry boiling point 205oC 230oC 260oC 270oC
Wet boiling point 140oC 155oC 180oC 191oC
Minyak rem berspesifikasi DOT3, DOT4 dan DOT5.1 berbahan dasar glikol, sedangkan DOT 5 silikon.
Boks
BAHAYA DOT5
Minyak rem berspesifikasi DOT5 berbahan silikon mempunyai titik didih lebih tinggi daripada DOT3-4. Selain itu minyak rem ini tidak hidroskopis. Selain itu silikon tidak mempunyai daya lumas seperti glikol sehingga tidak cocok untuk mobil yang dilengkapi dengan ABS. Distributor/rotor ABS memerlukan pelumasan yang tidak diakomodasi oleh silikon pada DOT5.
Boks
Mengandung Air Dan Gram
Dari hasil penelitian mobilmotor terhadap suatu minyak rem pada sebuah mobil yang sudah digunakan sekitar 100 ribu km, menunjukkan wet boiling point minyak rem tersebut 142OC. Sayangnya, pemilik kendaraan tersebut tak tahu merek minyak rem yang digunakan dan spesifikasinya. Tetapi yang jelas bahan dasarnya adalah glikol. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dalam setiap 100 ml minyak rem bekas tersebut mengandung 4,4 ml air atau berkisar 4,4 %. Padahal, standar wet boiling point hanya memperkenankan air sebesar 3 % per volume. Hal lain yang mengejutkan adalah terdapat endapan seberat 0,2 gram yang terkandung pada setiap 20 ml. Bisa dibayangkan berapa banyak endapan yang terdapat di saluran pengereman mobil itu.
Endapan didapat dari hasil pemanasan minyak rem bekas hingga mendidih, agar minyak dan molekul lain mudah dipisahkan. Minyak ‘masak’ kemudian disaring dengan kertas saring ashless. Maka jangan heran jika saat Anda membongkar kaliper rem dan piston, tak jarang endapan dalam bentuk lumpur akan terdapat di
boks
VARIASI SUHU KERJA
mobilmotor juga melakukan penelitian terhadap suhu cakram rem saat beroperasi. Kendaraan yang menjadi obyek terdiri dari berbagai jenis, merek dan kondisi. Mobil-mobil tersebut baru saja berhenti di traffic light di perempatan Gadog, Ciawi dari arah Puncak. Hasilnya, rem cakram mobil-mobil tersebut menunjukkan suhu antara 70o -120o Celcius.
Boks
STP Lebih Unggul
Berdasarkan uji coba yang dilakukan mobimotor, hasil yang diperoleh STP memiliki nilai paling tinggi. Penilaian tersebut diambil dari perhitungan dry dan wet boiling point, harga, dan kemudahan untuk mendapatkan barang tersebut. Meskipun pada hasil test ditunjukkan STP dengan Prestone memiliki jumlah bintang yang sama. Namun, nilai pembobotan lebih tinggi didapat oleh STP, karena harganya lebih murah per ml.
Boks
Hasil Uji
Boks
Merek : STP
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 11.000,-
Dry boiling point : 256 OC
Wet boiling point : 170 OC
****
Boks
Merek : Prestone
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 12.000,-
Dry boiling point : 252 OC
Wet boiling point : 174 OC
****
boks
Merek : Jumbo
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 9.000,-
Dry boiling point : 234 OC
Wet boiling point : 176 OC
***1/2
boks
Merek : Shell
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 15.000,-
Dry boiling point : 252 OC
Wet boiling point : 154 OC
**1/2
boks
Merek :
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 350 ml
Harga : Rp 22.000,-
Dry boiling point : 256 OC
Wet boiling point : 168 OC
***
boks
Merek : Caltex
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 500 ml
Harga : Rp 26.000,-
Dry boiling point : 240 OC
Wet boiling point : 172 OC
***
boks
Merek : Seiken
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 13.500,-
Dry boiling point : 236 OC
Wet boiling point : 156 OC
**
boks
Merek : Castrol
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 500 ml
Harga : Rp 29.500,-
Dry boiling point : 238 OC
Wet boiling point : 168 OC
**
boks
Merek : Seiken
Spesifikasi : DOT4
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 25.000,-
Dry boiling point : 268 OC
Wet boiling point : 176 OC
***1/2
boks
Merek : Prestone
Spesifikasi : DOT4
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 19.800,-
Dry boiling point : 262 OC
Wet boiling point : 162 OC
***
boks
Merek : Mercedes
Spesifikasi : DOT4
Kemasan : 500 ml
Harga : Rp 65.000,-
Dry boiling point : 259 OC
Wet boiling point : 178 OC
**
boks
Merek : Motul
Spesifikasi : DOT5.1
Kemasan : 500 ml
Harga : Rp 65.900,-
Dry boiling point : 274 OC
Wet boiling point : 186 OC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar